Selasa, 26 November 2019

Buku Asing Diskon Hingga 70 Persen di IIBF 2017

Indef: Pelemahan Rupiah Benar-benar Mengganggu Kestabilan Ekonomi

, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara, memandang keadaan pelemahan rupiah sekarang benar-benar beresiko mengganggu kestabilan ekonomi. Serta diperkirakan akan punya pengaruh pada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutamanya nonsubsidi.

Ditambah lagi import minyak Indonesia tiap tahunnya sampai 24,3 miliar dolar, tutur Bhima waktu dihubungi Tempo pada Jumat, 27 April 2018.

Diluar itu, katanya, bila rupiah terus melemah sampai sentuh level Rp 14 ribu, akan berefek pada kenaikan harga bahan baku import yang akan meningkatkan ongkos produksi. Biaya logistik untuk ekspor-impor terserang efek pelemahan kurs sebab sejumlah besar memakai kapal asing, tuturnya.

Bhima menjelaskan, dekati Lebaran, bahan makanan, baik garam, gula, beras, daging, atau bawang putih, masih tergantung import. Fluktuasi volatile food serta administered price yang bertepatan dapat memukul daya beli warga.

Karena itu, menurut Bhima, Bank Indonesia butuh meningkatkan suku bunga referensi BI 7-Day Repo Rate sebab desakan external terus lemahkan rupiah walau dipandang sedikit lebih lamban dibanding negara tetangga.

Bhima menjelaskan meningkatkan suku bunga referensi memang pilihan dilematis sebab di satu bagian bunga bank rendah masih dibutuhkan aktor usaha dalam negeri. Tetapi, di lain sisi, rupiah melemah dampaknya besar. Bila BI 7-Day Repo Rate naik 25-50 bps, nilai asset, baik surat utang atau saham, semakin lebih menarik di mata investor, katanya.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar