Minggu, 03 November 2019

Banyak Pekerja Seks Komersial di Kapal Pelni

Indonesia Gandeng Korsel Percepat Pembangunan Smart City

, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum serta Perumahan Rakyat kembali membuat pertemuan dengan Kementerian Tanah, Infrastruktur, serta Transportasi (MOLIT) Republik Korea atau Korea Selatan. Lewat pertemuan ke-2 ini, Kementerian Pekerjaan Umum membidik terbentuk kerja sama yang nyata untuk peningkatan smart city atau kota pandai serta peningkatan transit oriented development atau lokasi fokus transit di Indonesia.

Gw ingin pertemuan ini dapat membuahkan kerja sama yang riil untuk peningkatan perkotaan yang lebih baik, yang livable (wajar huni) serta accessible (gampang dibuka), kata Direktur Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, Sri Hartoyo, dalam acara 2nd Gabung Cooperation Rapat di antara Kementerian Pekerjaan Umum serta MOLIT di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Juli 2018.

Pertemuan ini adalah gelaran ke-2 sesudah ke-2 instansi berjumpa pada Oktober 2017 di Korea Selatan. Pada pertemuan pertama, Korea bersedia menolong serta mengongkosi bermacam project di Indonesia, yakni pembangunan project infrastruktur simpatisan smart city, seperti aliran pembawa air baku Karian-Serpong, Karian Water Suplai PPP Proyek, penyediaan tenaga pakar senior bendungan, sampai kerja sama dalam intelligent transport sistem (ITS).

Menurut Sri, Indonesia butuh belajar makin banyak tentang peningkatan smart city serta TOD dari Korea Selatan. Sampai kini, peningkatan smart city di Indonesia masih hanya peningkatan sarana skema info. Walau sebenarnya smart city harus juga diikuti peningkatan infrastruktur perkotaan. Ada tiga elemen penting standard service minimum, yakni tersedianya air minum yang aman, service sanitasi fundamen, serta terwujudnya lingkungan permukiman bebas kotor, kata Sri.

Keperluan untuk peningkatan smart city di Indonesia, kata Sri, sangatlah mendesak sebab Indonesia terhitung negara dengan tingkat urbanisasi yang tinggi di Asia. Pada 2025 kelak, sekitar 67,5 % warga Indonesia diperkirakan akan tinggal di 12 kota besar. Trend ini memunculkan dilema. Di satu bagian membuat kepadatan masyarakat di perkotaan, tetapi di lain sisi sudah menyebabkan perkembangan ekonomi.

Direktur Jenderal Kebijaksanaan Publik MOLIT You Byeong Kwon menjelaskan pertemuan kesempatan ini akan menguatkan kerja sama ke-2 negara. Indonesia serta Korea Selatan, katanya, diinginkan tetap meningkatkan smart city serta TOD sampai 20 tahun ke depan. Dalam kerja sama ini, Korea akan jadikan dua kota jadi percontohan smart city buat Indonesia, yakni Kota Busan serta Kota Sejong.

Pertemuan ini bukan sekedar didatangi petinggi kementerian ke-2 negara, dan juga aktor usaha yang akan terjebak dalam peningkatan smart city serta TOD. Golongan kontraktor dari ke-2 negara akan lakukan perbincangan kelanjutan untuk sampai beberapa persetujuan usaha. Dari Indonesia, perwakilan Perum Perumnas serta MRT Jakarta ada untuk mengemukakan andil semasing pada gagasan periode panjang ini.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar