Kamis, 03 November 2016

Kalahkan Malaysia Wonderful Indonesia Masuk 50 Besar Dunia

"Kalahkan Malaysia Wonderful Indonesia Masuk 50 Besar Dunia Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengutamakan utamanya 'Brand Value' untuk satu negara. Terlebih dalam memperkenalkan serta meningkatkan bidang pariwisata ke tingkat global.

Seperti yang sekarang ini tengah gencar ia kampanyekan tentang branding Wonderful Indonesia dalam semua segi kepariwisataan Indonesia. Menurut dia, hal semacam ini begitu utama diaplikasikan sebagai gagasan periode panjang hingga mempunyai faedah dalam taraf besar.

" Sampai kini kita cuma ingin membiayai customer management atau product management namun tidak sering yang ingin membiayai branding management. Itu bagus seperti Telkomsel atau BCA yang mempunyai peluang diambil orang enam kali semakin besar di banding product lain, " ungkap Arief waktu isi CEO Roundtable di peluncuran WPP BrandZTM Top 50 Most Valuable Indonesian Brand 2016.

Arief mengungkap satu diantara sisi yang perlu di perhatikan dalam menguatkan usaha branding management yakni logo. Di mana design logo mesti menarik serta fleksibel. Termasuk juga dalam mendesain master maupun destination branding.

" Bila brand nation kuat bisa meng-endorse tourism. Namun kita demikian sebaliknya, lantaran brand value Bali tambah lebih tinggi di banding Indonesia, " paparnya waktu didapati di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Agustus 2016.

Selama ini, usaha yang sudah dirintis Kementerian Pariwisata tunjukkan hasil positif. Hal semacam itu dapat dibuktikan dari dia mengaku 'Wonderful Indonesia' pada peringkat 47 dunia.

" Kita sukses unggul di banding Thailand yang cuma ada di posisi 83 serta Malaysia di urutan 97, " jelas Arief.

Ke depan, Arief selalu berinovasi dalam mempromosikan potensi wisata Indonesia. Tidak sebatas lewat branding, tetapi juga penguatan pemasaran lewat media digital yang ditargetkan bisa meraih 50 : 50 berbanding dengan media konvensional.

" Th. ini media digital alami kenaikan. Jadi 40 % di banding media konvensional yang dikurangi jadi 60 % saja. Kita bakal kengikuti perubahan customer yang juga makin berpindah ke dunia digital, " pungkas Menpar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar